1000 Startup Digital, merupakan sebuah gerakan masif yang bertujuan membantu merealisasikan ide-ide brilian anak bangsa untuk menyelesaikan permasalahan berbasis digital. Dengan adanya gerakan ini diharapkan akan tercipta environment yang berfokus dalam pengembangan ide-ide startup. 1000 Startup Digital juga selaras dengan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin ekonomi digital di Asia. Untuk itu perlu peran dan partisipasi aktif dari seluruh elemen.
Potensi industri digital di Indonesia saat ini sangatlah kompetitif. Terdapat sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Kondisi itu merupakan modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi teknologi digital di Tanah Air. Volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai USD 130 Miliar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.
Pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, bekerja untuk menciptakan peta jalan e-commerce dan ekosistem industri teknologi digital yang terus berkembang dan berkesinambungan.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mendeklarasikan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’ di Silicon Valley pertengahan Februari tahun ini. Sejalan dengan visi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama KIBAR, menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dengan tujuan melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan 1.000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai USD 10 miliar pada tahun 2020.
Untuk melahirkan 1.000 startup digital, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis di 10 kota yang memiliki infrastruktur serta fondasi digital yang kuat. Langkah pertama dimulai dari ignition¸ yaitu seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship, yang menargetkan 4.000 peserta setiap tahunnya.
Pada sesi ignition, pola pikir enterpreneurship sangat ditekankan, dimana terdapat quotes yang menarik dari Yansen kamto bahwa "Pengusaha itu ya Berusaha, sedang Pengemis ya Mengemis". Hal ini merupakan sebuah tamparan mental bagi saya dan para peserta yang lain, bahwa dalam membangun sebuah usaha kita tidak bisa hanya meminta imbalan dari ide yang kita buat, tetapi harus punya keyakinan dan tekad kuat bahwa apa yang akan kita usahakan memang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam sesi ignition juga dijelaskan secara umum bagaimana seharusnya kita memulai membangun sebuah solusi bagi masyarakat, dimana kita harus senantiasa melakukan validasi secara terus menerus untuk memastikan bahwa ide yang kita tawarkan memanglah sebuah solusi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Adapun berbagai cara untuk melakukan validasi, namun yang pasti hal ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Dalam membangun solusi kita juga perlu berangkat dari MVP (minimum viable product) yang merupakan fitur minimum yang harus ada di dalam produk ide yang akan dihasilkan. Dengan adanya MVP kita dapat melakukan validasi dan sekaligus improvement untuk membuat produk yang kita tawarkan dapat menarik dan solutif bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, sesi ignition ini ditutup dengan materi yang disampaikan oleh Putra Nababan, dimana bahwa dalam membangun sebuah startup digital, kita perlu membawa bekal skills dan kompetensi, di antaranya adalah fokus, persistence, leadership, agile thinking (creative), dan interpersonal communication skills. Hal ini sangat bermanfaat bagi para founders agar senantiasa fokus dan memiliki visi jangka panjang dalam menyelesaiakan masalah yang ada di dalam masyarakat